Jumat, 26 Januari 2024

TEKNIK PERTAMBANGAN UM (UNIVERSITAS MANDAILING), KUM S3 MET 01 MARET 2442 M (KULIAH UMUM SABTU SORE SEPANJANG MASA ELECTRONIC TELECONFERENCE 01 MARET 2442 MASEHI)


https://www.youtube.com/@agussalimnasutionmandailing2/videos

EVOLUSI PENDIDIKAN MANDAILING 418 (EMPAT RATUS DELAPAN BELAS) TAHUN DI TAHUN 2024


Arahan
dari 
Pendiri
Bafor UM
Badan Formatur
Universitas Mandailing
Agussalim, ST bin Abdur Rahim Nasution
Instruction
from
The Founder
of
The Formatures Body
of
MU (Mandailing University)

Agussalim, ST bin Abdur Rahim Nasution


01 Maret 2442 Masehi, Materi KUM S3 MET (Kuliah Umum Sabtu Sore Sepanjang Masa Electronic Teleconference) “Eksistensi Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) UM (Universitas Mandailing) untuk memahami,

March 01st, 2442 AD, material of Public Lecture of Afternoon Saturday of All Time with Electronic Teleconference "The existence of The Department of Mining Engineering, The Faculty of Mining and Petroleum Engineering of MU (University of Mandailing) to understands,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2022
TENTANG
PENDELEGASIAN PEMBERIAN PERIZINAN BERUSAHA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
REGULATION OF THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
NUMBER 55 OF 2022
ABOUT
DELEGATION OF GRANTING BUSINESS LICENSES IN THE MINERAL AND COAL MINING FIELD
BY THE GRACE OF GOD ALMIGHTY
PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

MEMUTUSKAN :
DECIDE :

Menetapkan :
Determine :

PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENDELEGASIAN PEMBERIAN PERIZINAN BERUSAHA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA,
PRESIDENTIAL REGULATION CONCERNING DELEGATION OF BUSINESS LICENSING IN THE MINERAL AND COAL MINING FIELD,

BAB II
LINGKUP KEWENANGAN YANG DIDELEGASIKAN
Pasal 2
(1) Pendelegasian meliputi:
a. pemberian:
1. sertifikat standar; dan
2. izin;
b. pembinaan atas pelaksanaan Perizinan Berusaha yang didelegasikan; dan
c. pengawasan atas pelaksanaan Perizinan Berusaha yang didelegasikan.
(2) Pemberian sertifikat standar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1 meliputi kegiatan konsultasi dan perencanaan usaha jasa Pertambangan di bidang:
a. penyelidikan umum;
b. eksplorasi;
c. studi kelayakan;
d, konstruksi Pertambangan;
e. pengangkutan;
f. Iingkungan Pertambangan;
g. reklamasi dan pascatambang;
h. keselamatan Pertambangan; dan/ atau
i. penambangan.
(3) Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 2 terdiri atas:
a. IUP dalam rangka penanaman modal dalam negeri untuk komoditas mineral bukan logam dengan ketentuan:
1. berada dalam 1 (satu) daerah provinsi; atau
2. wilayah laut sampai dengan 12 (dua belas) mil laut;
b. IUP dalam rangka penanaman modal dalam negeri untuk komoditas mineral bukan logam jenis tertentu dengan ketentuan:
1. berada dalam 1 (satu) daerah provinsi; atau
2. wilayah laut sampai dengan 12 (dua belas) mil laut;
c. IUP dalam rangka penanaman modal dalam negeri untuk komoditas batuan dengan ketentuan:
1. berada dalam 1 (satu) daerah provinsi; atau
2. wilayah laut sampai dengan 12 (dua belas) mil laut;
d. SIPB;
e. IPR;
f. lzin Pengangkutan dan Penjualan untuk komoditas mineral bukan logam;
g. lzin Pengangkutan dan Penjualan untuk komoditas mineral bukan logam jenis tertentu;
h. lzin Pengangkutan dan Penjualan untuk komoditas batuan;
i. IUJP untuk 1 (satu) daerah provinsi; 
j. IUP untuk penjualan komoditas minerai bukan logam;
k. IUP untuk penjualan komoditas mineral bukan logam jenis tertentu; dan
l. IUP untuk penjualan komoditas batuan.
(4) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. pemberian norma, standar, pedoman, dan kriteria pelaksanaan usaha pertambangan;
b. pemberian bimbingan teknis, konsultasi, mediasi, dan/atau fasilitasi; dan
c. pengembangan kompetensi tenaga kerja pertambangan.
(5) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas:
a. perencanaan pengawasan;
b. pelaksanaan pengawasan; dan
c. monitoring dan evaluasi pengawasan.
(6) Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b dilaksanakan atas:
a. kaidah teknik Pertambangan yang baik; dan
b. tata kelola pengusahaan Pertambangan.
(7) Dalam pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b, gubernur menugaskan:
a, inspektur tambang untuk pengawasan atas kaidah teknik Pertambangan yang baik; dan
b. pejabat pengawas Pertambangan untuk pengawasan atas tata kelola pengusahaan Pertambangan.
(8) Inspektur tambang dan pejabat pengawas Pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) wajib melaporkan hasil pengawasan kepada gubernur.
(9) Dalam hal berdasarkan laporan hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) terdapat pelanggaran atas kaidah teknik Pertambangan yang baik dan tata kelola pengusahaan Pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (7), gubernur wajib menindaklanjuti dalam bentuk:
a. pembinaan; atau
b. pemberian sanksi administratif.
(10) Pendelegasian pengawasan atas pelaksanaan Peizinan Berusaha yang didelegasikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c tidak termasuk kewenangan:
a. pengelolaan anggaran;
b. sarana dan prasarana; dan
c. operasional, inspektur tambang dan pejabat pengawas Pertambangan.
(11) Pendelegasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat disubdelegasikan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota.
(12) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 3
Selain Pendelegasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pemerintah Pusat mendelegasikan sebagian kewenangan untuk mendukung pengelolaan Pertambangan mineral dan batubara yang meliputi:
a. pemberian dan penetapan wilayah izin usaha Pertambangan mineral bukan logam, wilayah izin usaha Pertambangan mineral bukan logam jenis tertentu, dan wilayah izin usaha Pertambangan batuan dengan ketentuan:
1. berada dalam 1 (satu) daerah provinsi; atau
2. wilayah laut sampai dengan 12 (dua belas) mil laut;
b. penetapan harga patokan mineral bukan logam, penetapan harga patokan mineral bukan logam jenis tertentu, dan penetapan harga patokan batuan; dan 
c, pemberian rekomendasi atau persetujuan yang berkaitan dengan kewenangan yang didelegasikan.
CHAPTER II
SCOPE OF DELEGATED AUTHORITY
Section 2
(1) Delegation includes:
a. giving:
1. standard certificate; And
2. permission;
b. guidance on the implementation of delegated Business Licensing; And
c. supervision over the implementation of delegated Business Licensing.
(2) The granting of standard certificates as intended in paragraph (1) letter a number 1 includes consultation and business planning activities for Mining services in the fields of:
a. general inquiry;
b. exploration;
c. feasibility study;
d, Mining construction;
e. transportation;
f. Mining Environment;
g. reclamation and post-mining;
h. Mining safety; and/or
i. mining.
(3) The granting of permits as intended in paragraph (1) letter a number 2 consists of:
a. IUP for domestic investment for non-metallic mineral commodities with the following provisions:
1. is in 1 (one) provincial area; or
2. sea area up to 12 (twelve) nautical miles;
b. IUP for domestic investment for certain types of non-metallic mineral commodities with the following provisions:
1. is in 1 (one) provincial area; or
2. sea area up to 12 (twelve) nautical miles;
c. IUP for domestic investment in rock commodities with the following provisions:
1. is in 1 (one) provincial area; or
2. sea area up to 12 (twelve) nautical miles;
d. SIPB;
e. IPR;
f. Transport and Sales License for non-metallic mineral commodities;
g. Transport and Sales License for certain types of non-metallic mineral commodities;
h. Transport and Sales License for rock commodities;
i. IUJP for 1 (one) provincial area;
j. IUP for the sale of non-metallic mineral commodities;
k. IUP for the sale of certain types of non-metallic mineral commodities; And
l. IUP for the sale of rock commodities.
(4) Guidance as referred to in paragraph (1) letter b consists of:
a. providing norms, standards, guidelines and criteria for mining business implementation;
b. providing technical guidance, consultation, mediation, and/or facilitation; And
c. development of mining workforce competencies.
(5) Supervision as intended in paragraph (1) letter c consists of:
a. supervision planning;
b. implementation of supervision; And
c. monitoring and evaluation supervision.
(6) The implementation of supervision as intended in paragraph (5) letter b is carried out on:
a. good mining engineering rules; And
b. Mining business governance.
(7) In implementing supervision as intended in paragraph (5) letter b, the governor assigns:
a, mining inspector for supervision of good mining engineering principles; And
b. Mining supervisory officials to supervise mining business governance.
(8) Mining inspectors and mining supervisory officials as intended in paragraph (7) are required to report the results of supervision to the governor.
(9) In the event that based on the supervision report as intended in paragraph (8) there is a violation of the principles of good mining engineering and mining business governance as intended in paragraph (7), the governor is obliged to follow up in the form of:
a. coaching; or
b. imposing administrative sanctions.
(10) Delegation of supervision over the implementation of delegated Business Licensing as intended in paragraph (1) letter c does not include authority:
a. budget management;
b. facilities and infrastructure; And
c. operations, mining inspectors and mining supervisory officials.
(11) Delegation as intended in paragraph (1) cannot be sub-delegated to district/city regional governments.
(12) Guidance as intended in paragraph (4) and supervision as intended in paragraph (6) are carried out in accordance with the provisions of statutory regulations.
Article 3
In addition to the delegation as intended in Article 2, the Central Government delegates some authority to support the management of mineral and coal mining which includes:
a. granting and determining non-metallic mineral mining business permit areas, certain types of non-metallic mineral mining business permit areas, and rock mining business permit areas with the following provisions:
1. is in 1 (one) provincial area; or
2. sea area up to 12 (twelve) nautical miles;
b. setting benchmark prices for non-metallic minerals, setting benchmark prices for certain types of non-metallic minerals, and setting benchmark prices for rocks; and
c, providing recommendations or approval related to delegated authority.

sumber (source) :
Google Translate

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEKNIK PERTAMBANGAN UM (UNIVERSITAS MANDAILING), KUM S3 MET 05 DECEMBER 2443 M (KULIAH UMUM SABTU SORE SEPANJANG MASA ELECTRONIC TELECONFERENCE 05 DESEMBER 2443 MASEHI)

https://www.youtube.com/@agussalimnasutionmandailing2/videos EVOLUSI PENDIDIKAN MANDAILING 419 (EMPAT RATUS SEMBILAN BELAS) TAHUN DI TAHUN 2...