EVOLUSI PENDIDIKAN MANDAILING 417 (EMPAT RATUS TUJUH BELAS) TAHUN DI TAHUN 2024
Arahan
dari
Pendiri
Bafor UM
Badan Formatur
Universitas Mandailing
Agussalim, ST bin Abdur Rahim Nasution
Instruction
from
The Founder
of
The Formatures Body
of
MU (Mandailing University)
Agussalim, ST bin Abdur Rahim Nasution
05 Januari 2441 Masehi, Materi KUM S3 MET (Kuliah Umum Sabtu Sore Sepanjang Masa Electronic Teleconference) “Eksistensi Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) UM (Universitas Mandailing) untuk memahami,
January 05th, 2441 AD, material of Public Lecture of Afternoon Saturday of All Time with Electronic Teleconference "The existence of The Department of Mining Engineering, The Faculty of Mining and Petroleum Engineering of MU (University of Mandailing) to understands,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 TAHUN 2020
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009
TENTANG
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
LAWS OF THE REPUBLIC INDONESIA
NUMBER 3 YEAR 2020
ABOUT
AMENDMENT TO LAW NUMBER 4 OF 2009
ABOUT
MINERAL AND COAL MINING
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
BY THE GRACE OF GOD ALMIGHTY
PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA,
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :
Article 1
In this Law what is meant by :
86. Ketentuan Pasal 114 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Pasal 114
(1) Jangka waktu suspensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 ayat (1) ditetapkan sebagai berikut :
a. diberikan paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diberikan perpanjangan paling lama 1 (satu) tahun untuk setiap kali perpanjangan untuk keadaan kahar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 ayat (1) huruf a dan/atau keadaan yang menghalangi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 ayat (1) huruf b; dan
b. diberikan paiing lama 2 (dua) tahun untuk kondisi daya dukung lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 ayat (1) huruf c.
(2) Apabila dalam jangka waktu suspensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemegang IUP atau IUPK sudah siap melakukan kegiatan operasinya, kegiatan dimaksud wajib dilaporkan kepada Menteri.
(3) Apabila sampai dengan jangka waktu suspensi berakhir karena kondisi daya dukung lingkungan pemegang IUP atau IUPK belum dapat melakukan kegiatan operasinya, pemegang IUP atau IUPK wajib mengembalikan IUP atau IUPK kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu) bulan sejak berakhirnya jangka waktu suspensi.
(4) Apabila dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak berakhirnya jangka waktu suspensi, pemegang IUP atau IUPK tidak mengembalikan IUP atau IUPK, Menteri dapat mencabut IUP atau IUPK.
(5) Menteri mencabut keputusan suspensi setelah menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
86. The provisions of Article 114 are amended to read as follows:
Article 114
(1) The suspension period as intended in Article 113 paragraph (1) is determined as follows:
a. is granted for a maximum of 1 (one) year and can be extended for a maximum of 1 (one) year for each extension for force majeure as intended in Article 113 paragraph (1) letter a and/or obstructing circumstances as intended in Article 113 paragraph ( 1) letter b; And
b. given a period of 2 (two) years for environmental carrying capacity conditions as intended in Article 113 paragraph (1) letter c.
(2) If within the suspension period as intended in paragraph (1) the IUP (in Bahasa) or IUPK (in Bahasa) holder is ready to carry out operational activities, the activities in question must be reported to the Minister.
(3) If the suspension period ends because the environmental carrying capacity conditions of the IUP (in Bahasa) or IUPK (in Bahasa) holder have not been able to carry out their operational activities, the IUP (in Bahasa) or IUPK (in Bahasa) holder is obliged to return the IUP (in Bahasa) or IUPK (in Bahasa) to the Minister within a period of no later than 1 (one) month from the end of the period. suspension.
(4) If within 1 (one) month from the end of the suspension period, the IUP (in Bahasa) or IUPK (in Bahasa) holder does not return the IUP (in Bahasa) or IUPK (in Bahasa), the Minister may revoke the IUP (in Bahasa) or IUPK (in Bahasa).
(5) The Minister revokes the suspension decision after receiving the report as intended in paragraph (2).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar