KISI-KISI KONTEN JURNAL ILMIAH UM (UNIVERSITAS MANDAILING)
JBAR MGB SM
(JURNAL BULANAN ANALISIS RISET MIKRON GEN BIOLOGIS SEPANJANG MASA)
KEPEMIMPINAN
(LEADERSHIP)
oleh : Agussalim, ST bin Abdur Rahim Nasution
[Pendiri dan Ketua Umum MPP(G) YMR,
Majelis Pimpinan Pusat (Global) Yayasan Mandailing Raya]
[Pendiri dan Ketua Umum MPP(G) YMR,
Majelis Pimpinan Pusat (Global) Yayasan Mandailing Raya]
Seorang
raja yang sudah memasuki usia senja, sedang mempersiapkan putranya agar suatu
kelak dapat menggantikan dirinya. Ia mengirim putranya pada seorang bijak untuk
belajar mengenai kepemimpinan.
Setelah
menempuh perjalanan panjang, bertemu lah putra mahkota ini, dengan seorang
bijak. “Aku ingin belajar padamu cara memimpin bangsaku”, katanya. Orang bijak
menjawab, “masuklah engkau ke dalam hutan dan tinggallah di sana selama
setahun. Engkau akan belajar mengenai kepemimpinan”.
Setahun
berlalu. Kembali lah putra mahkota ini menemui si orang bijak. “Apa yang sudah
kau pelajari ?”, tanya orang bijak. “Saya sudah belajar bahwa inti kepemimpinan
adalah mendengarkan”, jawabnya. “lantas, apa saja yang sudah engkau
dengarkan?”. “Saya sudah mendengarkan bagaimana burung-burung berkicau, air
mengalir, angin berhembus, dan srigala melolong di malam hari”, jawabnya.
“Kalau hanya itu yang engkau dengarkan berarti engkau belum memahami arti
kepemimpinan. Kembali lah ke hutan dan tinggal lah di sana 1 (satu) tahun
lagi”, kata si orang bijak.
Walau
pun penuh keheranan, putra mahkota ini kembali mengikuti saran tersebut.
Setahun berlalu dan kembali lah ia pada si orang bijak. “Apa yang sudah kau
pelajari ?”, tanya orang bijak. “Saya sudah mendengarkan matahari mamanasi
bumi, suara bunga-bunga yang mekar merekah serta suara rumput yang menyerap
air”. Penggalan cerita tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses
acuan akumulatif YMR (Yayasan Mandailing Raya) di dalam membentuk dan menatakan
dalil-dalil kekuatan kedaulatan YMR (Yayasan Mandailing Raya) di bidang
teknologi pertambangan energi dan sumber daya mineral.
YMR
(Yayasan Mandailing Raya) tentu belajar banyak kepada sistematika pemasaran
yang dilakukan oleh seorang CEO (Chief
Executive Officer).
Sehubungan
dengan hal yang tersebut di atas, selanjutnya YMR (Yayasan Mandailing Raya)
melakukan pendekatan-pendekatan yang terakumulasi dengan sepenuhnya kepada marketing.
CEO
dalam marketing.
Teori
pemasaran sudah cukup solid, tetapi
pada prakteknya masih mengandung banyak kecacatan. Ada kekurangan, kelemahan
yang mematikan dari praktek pemasaran. Pengaplikasian solusi-solusi tersebut
menjadi 10 (sepuluh) amalan untuk meraih produktivitas dan kemampulabaan
produktivitas yang tinggi. 10 (sepuluh) amalan (ten commandments) yang dimaksudkan yaitu,
01. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) wajib melakukan segmentasi pasar, memilih
segmen-segmen terbaik, dan membangun posisi yang kokoh dalam masing-masing
segmen yang dipilih.
02. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) wajib memetakan kebutuhan-kebutuhan, persepsi,
preferensi, dan perilaku konsumen serta memotivasi stakeholder-stakeholder-nya
untuk melayani dan memuaskan konsumennya sepenuh hati.
03. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) wajib mengenali pesaing-pesaing utamanya serta
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan mereka.
04. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) wajib membangun persekutuan dengan stakeholder-stakeholder-nya dan menyediakan balas
jasa yang tinggi kepada mereka.
05. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) wajib membuat sistem
yang mampu mengidentifikasi peluang, memeringkatnya, dan memilih
peluang-peluang terbaik.
06. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) wajib mengelola sistem perencanaan pemasaran agar
rencana-rencana pemasaran jangka panjang dan jangka pendek efektif bisa dibuat.
07. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) wajib mengendalikan jasa konstruksional dan
konsultasi energi secara efektif.
08. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) wajib membangun mutu-mutu kuat menggunakan instrumen-instrumen
komunikasi dan promosi paling efektif biaya.
09. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) wajib membangun kepemimpinan pemasaran dan membangun
hubungan yang erat antar departemen.
10. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) wajib terus-menerus berinvestasi dalam teknologi baru
yang bisa menyediakan keunggulan kompetitif kepada perusahaan besar.
Dasar-dasar pengembangan dan
pembangunan sistematika metoda ini akan memberikan jabaran yang sekuat-kuatnya
tentang teori-teori pendekatan yang kita gunakan ke depan. Berdasarkan hal-hal
yang tersebut di atas, sepenuhnya dan sesungguhnya YMR (Yayasan Mandailing
Raya) membentuk zona kekuatan kedaulatan yang terformulasi sepenuhnya pada
pengembangan tatanan idiologis YMR (Yayasan Mandailing Raya) sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari penataan kekuatan kedaulatan YMR (Yayasan
Mandailing Raya) yang sepenuhnya dan sesungguhnya akurat dengan ideologis YMR
(Yayasan Mandailing Raya) yang ada saat ini.
Pemasaran tengah berada dalam
kondisi buruk. Bukan teori pemasaran yang dimaksudkan di sini, tetapi praktek
pemasaran. Jasa konstruksi dan konsultan energi yang menjadi sumber kehidupan
salah satu BCS (Bakal Calon Simpatisan), CS (Calon Simpatisan), Simpatisan, BCK
(Bakal Calon Kader), CK (Calon Kader), BCA (Bakal Calon Anggota), CA (Calon
Anggota), BCP (Bakal Calon Pengurus), CP (Calon Pengurus), dan Pengurus YMR
(Yayasan Mandailing Raya) perlu didukung oleh rencana pemasaran yang akan
memberikan tingkat pengembalian yang baik, yang mampu menutupi investasi uang
dan waktu. Kalau begitu, mengapa 75 % (persen) dari produk, jasa, dan bisnis
baru gagal ?. Kegagalan-kegagalan ini tetap terjadi meski pun perusahaan telah
meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk melakukan riset pasar, pengembangan,
dan pengujian konsep, analisis bisnis, pengembangan dan pengujian produk,
pengujian pasar, dan peluncuran komersial.
Pemasaran seharusnya
menggerakkan strategi bisnis. Tugas pemasar adalah meriset peluang-peluang baru
bagi perusahaan dan kemudian secara teliti mengaplikasikan segmentation, targeting,
dan positioning (STP) untuk
menggerakkan peluang bisnis konstruksi bangunan dan konsultan energi bagi BCS
(Bakal Calon Simpatisan), CS (Calon Simpatisan), Simpatisan, BCK (Bakal Calon
Kader), CK (Calon Kader), BCA (Bakal Calon Anggota), CA (Calon Anggota), BCP
(Bakal Calon Pengurus), CP (Calon Pengurus), dan Pengurus YMR (Yayasan
Mandailing Raya) yang memiliki basis konsultan energi ke arah yang tepat.
Kemudian pemasar mengaplikasikan 4P – Product,
Price, Place, dan Promotion –
dan memastikan bahwa keempat P ini selaras satu sama lain dan dengan strategi
STP. Lalu pemasar bertanggung jawab mengimplementasikan rencana dan memonitor
hasilnya. Jika hasil menyimpang dari rencana, pemasar harus meneliti apakah
penyebabnya adalah implementasi yang lemah, bauran pemasaran yang tidak
koheren, STP yang salah arah, atau bahkan riset pemasaran yang tidak kompeten.
Namun dewasa ini terlalu banyak
departemen pemasaran yang tidak menangani proses ini sendirian, tetapi
bersama-sama dengan perancang strategi, orang keuangan, dan orang operasi (operator). Setelah improvisasi jasa
konstruksional bangunan dan konsultan energi signifikan, orang-orang pemasaran
dipanggil untuk melakukan misi ‘sejati’ YMR (Yayasan Mandailing Raya) di mata
pihak-pihak lain di dalam YMR (Yayasan Mandailing Raya) yaitu konsolidasi dan
sosialisasi program YMR (Yayasan
Mandailing Raya). Sebagian besar praktek pemasaran telah terjadi degradasi
fungsi menjadi fungsi satu – P – Promosi – bukan empat – P. Di samping itu
karena YMR (Yayasan Mandailing Raya) memiliki BCS (Bakal Calon Simpatisan), CS
(Calon Simpatisan), Simpatisan, BCK (Bakal Calon Kader), CK (Calon Kader), BCA
(Bakal Calon Anggota), CA (Calon Anggota), BCP (Bakal Calon Pengurus), CP
(Calon Pengurus), dan Pengurus YMR (Yayasan Mandailing Raya) banyak mengawali
usaha di bidang pengkonsultasian energi dan pengkonstruksian bangunan, sebagian
besar tugas pemasaran adalah membersihkan kekacauan ini melalui langkah-langkah
pendekatan jasa dan kampanye iklan besar-besaran.
YMR (Yayasan Mandailing Raya)
harus memahami dengan sepenuhnya dan seutuhnya fungsi Satu – P.
Semua pertanda mengisyaratkan
bahwa pemasaran akan semakin sukar di masa depan. Renungkan hal-hal berikut,
01. Merek-merek
nasional semakin sulit mendapatkan marjin laba yang memadai untuk menutupi
biaya pembentukan merek (brand building)
mereka. Karena Wal-Mart dan pemicu-pemicunya menuntut harga yang sangat rendah
dan para produsen yang ingin memasok produk ke toko-toko mereka. Semakin banyak
pengecer mega yang memajang dan menjual merek-merek toko merek sendiri, yang
kualitasnya telah menyamai kualitas merek-merek nasional. Merek toko (store brand) tidak mengeluarkan biaya
untuk riset, iklan, dan penjualan. Kami mendengar bahwa generasi Y memiliki
pandangan lebih skeptis terhadap iklan. Naomi Klein dalam buku ‘No Logo-nya’
telah banyak membuat banyak orang berpikir tentang berapa yang pantas mereka
bayarkan untuk merek-merek yang sering diiklankan dan apa dampak dari branding yang merajalela terhadap
masyarakat.
02. Banyak
perusahaan berpaling ke CRM (Customer
Relationship Management) untuk menyembuhkan penyakit-penyakit mereka. Ini
mengharuskan mereka mengumpulkan informasi-informasi rahasia tentang konsumen individual agar bisa menerka dengan
lebih baik apa yang mungkin mereka beli. Tetapi aktivitas pengumpulan informasi
pribadi ini semakin ditentang. Di samping itu, konsumen juga semakin jengkel
terhadap surat sampah, e-mail, dan
telepon. Bahkan kongres di Amerika Serikat (US, United States) telah mengeluarkan undang-undang yang menyediakan
hak kepada individu untuk mendaftarkan rumah mereka sebagai rumah yang tidak
boleh ditelepon, dan perusahaan yang melanggarnya diwajibkan membayar denda
$11.000. Karenanya, perusahaan lebih baik berpaling ke permission marketing atau ‘opt-in” marketing
sesegera mungkin.
03. Kesetiaan
(loyality) terdengar sebagai ide yang
bagus dan cukup efektif bagi perusahaan-perusahaan pelopor. Tetapi
pesaing-pesaing mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali meluncurkan taktik frequent-buyer sendiri. Dewasa ini, sebagian besar pelaku bisnis membawa
visa, master card, dan American Express, dan mereka mendapatkan
poin terlepas dari apakah mereka menumpang American
Airlines, United Airlines, atau Delta Airlines.
04. Betapa
pun murahnya, sebuah perusahaan bisa memproduksi produk secara domestik, produk
tersebut tidak bisa menjadi produk termurah sepanjang Cina terlibat. Cina bisa
memproduksi segala macam produk dengan harga sangat murah dan mulai membuatnya
berkualitas. Cina memiliki kemampuan untuk menjadi Jepang kedua, kualitas lebih
baik dengan harga lebih murah. Ini merupakan suatu pukulan bagi negara-negara
Amerika Latin dan Eropa Timur. Akibatnya, pabrik-pabrik mobil dan pabrik-pabrik
lainnya yang berlokasi di area
Mequiladera di Meksiko telah pindah ke Cina. Secara alamiah produsen-produsen
Amerika Serikat (US, United States)
juga akan membeli bahan baku dari pemasok-pemasok lebih murah dan memindahkan
produk domestik ke area-area lebih murah sehingga tingkat
pengangguran di Amerika Serikat (US, United
States) akan naik. Peningkatan pengangguran ini selanjutnya akan menurunkan
daya beli dan penjualan, dan lahirlah lingkaran setan.
05. Biaya
pemasaran massal mengikat meski pun efektivitasnya menurun. Seiring dengan
semakin dikitnya orang melihat iklan TV baik dengan mengabaikannya atau dengan
mengganti saluran pada saat iklan muncul jaringan-jaringan TV menaikkan harga
iklan mereka. Ini akan memaksa pemasar untuk mencari media yang lebih efektif.
06. Differensiasi
telah menjadi teriakan perang pelaku pemasaran, “differensiasi, differensiasi,
differensiasi”. Profesor Theodore Levilt berkata beberapa tahun yang lalu bahwa
Anda dapat mendefferiansiasikan apa saja, termasuk garam dan semen. Tetapi
differensiasi mengandung 2 (dua) masalah. Banyak differensiasi tidak
berpengaruh bagi konsumen…………….. karena tidak orisinil atau mengikat. Yang
lebih buruk, pesaing akan dengan cepat memicu differensiasi yang efektif,
sehingga siklus kesuksesan yang dinikmati pelopor diferensiasi semakin pendek,
bahkan kadang-kadang tidak mampu menutupi investasi awal mereka.
07. Konsumen
semakin pintar dan canggih dalam perilaku pembelian mereka. Sebagai contoh, Mr.
Jones, yang ingin membeli sebuah camera digital
Nikon Coolpix 4300, dapat mengunjungi dan mendapatkan lebih
dari 25 pedagang online yang
menawarkan camera ini beserta harganya. Variasi harganya menggemparkan, mulai
dari $339 sampai $449. Konsumen telah terlatih untuk menjadi lebih sadar harga.
Tujuan utama dari pembelian online
adalah untuk mendapatkan harga yang paling murah, bukan keandalan atau
perbedaan pelayanan. Dalam kasus lain, konsumen masa kini masuk masuk ke dalam dealer mobil dipersenjatai dengan
informasi tentang berapa harga mobil yang sesungguhnya. Sebagian besar konsumen
bahkan masuk ke Priceline.com dan menuliskan harga yang mau mereka bayarkan
untuk mobil semacam itu sambil berharap sebuah dealer menerimanya.
08. Perusahaan
terus memotong bahan pemasaran -penggerak penjualan- selama priode resesi.
Karena perusahaan tidak mendapatkan data pasti tentang hakikat tingkat
pengembalian dari pengeluaran pemasaran, bisakah Anda menyalahkan mereka.
Sinyalnya masih banyak lagi tetapi Anda tentu sudah
memahami intinya, pemasar akan menghadapi tantangan yang semakin sulit dalam
mencoba mempertahankan marjin laba dan meraih target laba perusahaan. Yang lebih buruk, banyak perusahaan tidak
terorganisir secara baik dari sudut pandang pemasaran. Ditambah pemasaran yang
tidak efisien dan efektif, semua tantangan tidak bisa dipastikan akan
menghadirkan bencana.
YMR (Yayasan Mandailing Raya) perlu mempertimbangkan 2
(dua) hal, pertama, sinyal-sinyal apa yang mengindikasikan bahwa mereka tengah
melakukan sosialisasi tertentu. Kedua, solusi-solusi terbaik apa yang bisa
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Saya mengelola YMR (Yayasan Mandailing Raya), saya
akan duduk bersama kolega-kolega saya dan mengkaji kesepuluh dosa tadi. Kita
akan mencari solusi terbaik untuk masing-masing kasus. Saya akan menunjuk
seorang eksekutif senior untuk memperbaharui kinerja YMR (Yayasan Mandailing Raya) dalam
hubungannya dengan dosa-dosa tadi. Sebagian kecacatan akan meminta investasi
berkelanjutan sepanjang suatu periode yang panjang, tetapi jika kecacatan
tersebut menghambat kesuksesan perusahaan di pasar, saya akan mendukungnya.
Keyakinan fundamental
saya adalah bahwa fungsional sosialisasi YMR (Yayasan Mandailing Raya) tidak
boleh difokuskan pada penjualan tetapi pada penciptaan jasa konstruksi bangunan
dan konsultan energi yang memerlukan upaya sosialisasi. Orang-orang pemasaran
memerlukan keahlian pengidentifikasian peluang (yaitu, kebutuhan-kebutuhan yang
belum terpenuhi atau solusi-solusi yang akan membuat kehidupan manusia lebih
baik), dan keahlian-keahlian pembuatan dan implementasi rencana agar sukses di
lapangan. Saya menginginkan sosialiasi menghidupkan kembali peran sejatinya,
yaitu menggerakkan strategi sosialisasi.
10 (sepuluh) dosa sosialisasi YMR (Yayasan Mandailing
Raya) yang mematikan,
01. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) tidak terfokus kepada khalayak masyarakat dan tidak
digerakkan oleh pengurus pada tingkat yang memadai.
02. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) tidak sepenuhnya memahami khalayak masyarakat.
03. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) perlu mengidentifkasi dan memonitor
kebutuhan-kebutuhan khalayak masyarakat.
04. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) tidak mengelola hubungannya dengan para stake holder secara benar.
05. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) kurang lihai menemukan inovasi baru.
06. Rencana
sosialisasi dan proses perencanaan sosialisasi YMR (Yayasan Mandailing Raya)
buruk.
07. Kebijakan-kebijakan
pendidikan dan penelitian YMR (Yayasan Mandailing Raya) memerlukan realisasi.
08. Keahlian-keahlian
YMR (Yayasan Mandailing Raya) research-building dan komunikasi YMR (Yayasan
Mandailing Raya) lemah.
09. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) tidak terorganisir cukup baik untuk menjalankan
pemasaran secara efisien dan efektif.
10. YMR
(Yayasan Mandailing Raya) tidak mengoptimalkan pemanfaatan teknologi.
Teori sosialisasi tidak cukup solid tetapi pada
prakteknya masih mengandung banyak kecacatan. Saya telah membahas 10 (sepuluh)
dosa, kekurangan, atau kelemahan atau apa pun sebutan Anda mematikan dari
praktek sosialisasi. Saya juga telah membahas sinyal-sinyal utama dari
masing-masing dosa dan menyajikan solusi-solusinya. Pengaplikasian
solusi-solusi tersebut akan mengubah kesepuluh dosa tadi menjadi 10 (sepuluh)
amalan untuk meraih produktivitas dan kemampulabaan sosialisasi yang tinggi yang
diharapkan sebagai metoda CEO YMR (Chief
Executive Officer Yayasan Mandailing Raya).
Daftar
Pustaka :
Kotler,
Philip, (2004), “Ten Deadly Marketing
Sins”, John Wiley and Sons, Inc.,
Hoboken, New Jersey, USA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar