Senin, 17 Oktober 2016

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

MENUJU BERDIRINYA UM (UNIVERSITAS MANDAILING)
KISI-KISI KONTEN JURNAL ILMIAH UM (UNIVERSITAS MANDAILING)
JBAR MGB SM
(JURNAL BULANAN ANALISIS RISET MIKRON GEN BIOLOGIS SEPANJANG MASA)

KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)
oleh : Agussalim, ST bin Abdur Rahim Nasution
[Pendiri dan Ketua Umum MPP(G) YMR,
Majelis Pimpinan  Pusat (Global) Yayasan Mandailing Raya]
 
Seorang raja yang sudah memasuki usia senja, sedang mempersiapkan putranya agar suatu kelak dapat menggantikan dirinya. Ia mengirim putranya pada seorang bijak untuk belajar mengenai kepemimpinan.
Setelah menempuh perjalanan panjang, bertemu lah putra mahkota ini, dengan seorang bijak. “Aku ingin belajar padamu cara memimpin bangsaku”, katanya. Orang bijak menjawab, “masuklah engkau ke dalam hutan dan tinggallah di sana selama setahun. Engkau akan belajar mengenai kepemimpinan”.
Setahun berlalu. Kembali lah putra mahkota ini menemui si orang bijak. “Apa yang sudah kau pelajari ?”, tanya orang bijak. “Saya sudah belajar bahwa inti kepemimpinan adalah mendengarkan”, jawabnya. “lantas, apa saja yang sudah engkau dengarkan?”. “Saya sudah mendengarkan bagaimana burung-burung berkicau, air mengalir, angin berhembus, dan srigala melolong di malam hari”, jawabnya. “Kalau hanya itu yang engkau dengarkan berarti engkau belum memahami arti kepemimpinan. Kembali lah ke hutan dan tinggal lah di sana 1 (satu) tahun lagi”, kata si orang bijak.
Walau pun penuh keheranan, putra mahkota ini kembali mengikuti saran tersebut. Setahun berlalu dan kembali lah ia pada si orang bijak. “Apa yang sudah kau pelajari ?”, tanya orang bijak. “Saya sudah mendengarkan matahari mamanasi bumi, suara bunga-bunga yang mekar merekah serta suara rumput yang menyerap air”. Penggalan cerita tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses acuan akumulatif YMR (Yayasan Mandailing Raya) di dalam membentuk dan menatakan dalil-dalil kekuatan kedaulatan YMR (Yayasan Mandailing Raya) di bidang teknologi pertambangan energi dan sumber daya mineral.
YMR (Yayasan Mandailing Raya) tentu belajar banyak kepada sistematika pemasaran yang dilakukan oleh seorang CEO (Chief Executive Officer).
Sehubungan dengan hal yang tersebut di atas, selanjutnya YMR (Yayasan Mandailing Raya) melakukan pendekatan-pendekatan yang terakumulasi dengan sepenuhnya kepada marketing.
CEO dalam marketing.
Teori pemasaran sudah cukup solid, tetapi pada prakteknya masih mengandung banyak kecacatan. Ada kekurangan, kelemahan yang mematikan dari praktek pemasaran. Pengaplikasian solusi-solusi tersebut menjadi 10 (sepuluh) amalan untuk meraih produktivitas dan kemampulabaan produktivitas yang tinggi. 10 (sepuluh) amalan (ten commandments) yang dimaksudkan yaitu,
01.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) wajib melakukan segmentasi pasar, memilih segmen-segmen terbaik, dan membangun posisi yang kokoh dalam masing-masing segmen yang dipilih.
02.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) wajib memetakan kebutuhan-kebutuhan, persepsi, preferensi, dan perilaku konsumen serta memotivasi stakeholder-stakeholder-nya untuk melayani dan memuaskan konsumennya sepenuh hati.
03.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) wajib mengenali pesaing-pesaing utamanya serta kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan mereka.
04.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) wajib membangun persekutuan dengan  stakeholder-stakeholder-nya dan menyediakan balas jasa yang tinggi kepada mereka.
05.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) wajib membuat sistem  yang mampu mengidentifikasi peluang, memeringkatnya, dan memilih peluang-peluang terbaik.
06.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) wajib mengelola sistem perencanaan pemasaran agar rencana-rencana pemasaran jangka panjang dan jangka pendek efektif bisa dibuat.
07.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) wajib mengendalikan jasa konstruksional dan konsultasi energi secara efektif.
08.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) wajib membangun mutu-mutu kuat menggunakan instrumen-instrumen komunikasi dan promosi paling efektif biaya.
09.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) wajib membangun kepemimpinan pemasaran dan membangun hubungan yang erat antar departemen.
10.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) wajib terus-menerus berinvestasi dalam teknologi baru yang bisa menyediakan keunggulan kompetitif kepada perusahaan besar.
Dasar-dasar pengembangan dan pembangunan sistematika metoda ini akan memberikan jabaran yang sekuat-kuatnya tentang teori-teori pendekatan yang kita gunakan ke depan. Berdasarkan hal-hal yang tersebut di atas, sepenuhnya dan sesungguhnya YMR (Yayasan Mandailing Raya) membentuk zona kekuatan kedaulatan yang terformulasi sepenuhnya pada pengembangan tatanan idiologis YMR (Yayasan Mandailing Raya) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penataan kekuatan kedaulatan YMR (Yayasan Mandailing Raya) yang sepenuhnya dan sesungguhnya akurat dengan ideologis YMR (Yayasan Mandailing Raya) yang ada saat ini.
Pemasaran tengah berada dalam kondisi buruk. Bukan teori pemasaran yang dimaksudkan di sini, tetapi praktek pemasaran. Jasa konstruksi dan konsultan energi yang menjadi sumber kehidupan salah satu BCS (Bakal Calon Simpatisan), CS (Calon Simpatisan), Simpatisan, BCK (Bakal Calon Kader), CK (Calon Kader), BCA (Bakal Calon Anggota), CA (Calon Anggota), BCP (Bakal Calon Pengurus), CP (Calon Pengurus), dan Pengurus YMR (Yayasan Mandailing Raya) perlu didukung oleh rencana pemasaran yang akan memberikan tingkat pengembalian yang baik, yang mampu menutupi investasi uang dan waktu. Kalau begitu, mengapa 75 % (persen) dari produk, jasa, dan bisnis baru gagal ?. Kegagalan-kegagalan ini tetap terjadi meski pun perusahaan telah meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk melakukan riset pasar, pengembangan, dan pengujian konsep, analisis bisnis, pengembangan dan pengujian produk, pengujian pasar, dan peluncuran komersial.
Pemasaran seharusnya menggerakkan strategi bisnis. Tugas pemasar adalah meriset peluang-peluang baru bagi perusahaan dan kemudian secara teliti mengaplikasikan segmentation, targeting, dan positioning (STP) untuk menggerakkan peluang bisnis konstruksi bangunan dan konsultan energi bagi BCS (Bakal Calon Simpatisan), CS (Calon Simpatisan), Simpatisan, BCK (Bakal Calon Kader), CK (Calon Kader), BCA (Bakal Calon Anggota), CA (Calon Anggota), BCP (Bakal Calon Pengurus), CP (Calon Pengurus), dan Pengurus YMR (Yayasan Mandailing Raya) yang memiliki basis konsultan energi ke arah yang tepat. Kemudian pemasar mengaplikasikan 4P – Product, Price, Place, dan Promotion – dan memastikan bahwa keempat P ini selaras satu sama lain dan dengan strategi STP. Lalu pemasar bertanggung jawab mengimplementasikan rencana dan memonitor hasilnya. Jika hasil menyimpang dari rencana, pemasar harus meneliti apakah penyebabnya adalah implementasi yang lemah, bauran pemasaran yang tidak koheren, STP yang salah arah, atau bahkan riset pemasaran yang tidak kompeten.
Namun dewasa ini terlalu banyak departemen pemasaran yang tidak menangani proses ini sendirian, tetapi bersama-sama dengan perancang strategi, orang keuangan, dan orang operasi (operator). Setelah improvisasi jasa konstruksional bangunan dan konsultan energi signifikan, orang-orang pemasaran dipanggil untuk melakukan misi ‘sejati’ YMR (Yayasan Mandailing Raya) di mata pihak-pihak lain di dalam YMR (Yayasan Mandailing Raya) yaitu konsolidasi dan sosialisasi program YMR (Yayasan Mandailing Raya). Sebagian besar praktek pemasaran telah terjadi degradasi fungsi menjadi fungsi satu – P – Promosi – bukan empat – P. Di samping itu karena YMR (Yayasan Mandailing Raya) memiliki BCS (Bakal Calon Simpatisan), CS (Calon Simpatisan), Simpatisan, BCK (Bakal Calon Kader), CK (Calon Kader), BCA (Bakal Calon Anggota), CA (Calon Anggota), BCP (Bakal Calon Pengurus), CP (Calon Pengurus), dan Pengurus YMR (Yayasan Mandailing Raya) banyak mengawali usaha di bidang pengkonsultasian energi dan pengkonstruksian bangunan, sebagian besar tugas pemasaran adalah membersihkan kekacauan ini melalui langkah-langkah pendekatan jasa dan kampanye iklan besar-besaran.
YMR (Yayasan Mandailing Raya) harus memahami dengan sepenuhnya dan seutuhnya fungsi Satu – P.
Semua pertanda mengisyaratkan bahwa pemasaran akan semakin sukar di masa depan. Renungkan hal-hal berikut,
01.   Merek-merek nasional semakin sulit mendapatkan marjin laba yang memadai untuk menutupi biaya pembentukan merek (brand building) mereka. Karena Wal-Mart dan pemicu-pemicunya menuntut harga yang sangat rendah dan para produsen yang ingin memasok produk ke toko-toko mereka. Semakin banyak pengecer mega yang memajang dan menjual merek-merek toko merek sendiri, yang kualitasnya telah menyamai kualitas merek-merek nasional. Merek toko (store brand) tidak mengeluarkan biaya untuk riset, iklan, dan penjualan. Kami mendengar bahwa generasi Y memiliki pandangan lebih skeptis terhadap iklan. Naomi Klein dalam buku ‘No Logo-nya’ telah banyak membuat banyak orang berpikir tentang berapa yang pantas mereka bayarkan untuk merek-merek yang sering diiklankan dan apa dampak dari branding yang merajalela terhadap masyarakat.
02.   Banyak perusahaan berpaling ke CRM (Customer Relationship Management) untuk menyembuhkan penyakit-penyakit mereka. Ini mengharuskan mereka mengumpulkan informasi-informasi rahasia tentang konsumen individual agar bisa menerka dengan lebih baik apa yang mungkin mereka beli. Tetapi aktivitas pengumpulan informasi pribadi ini semakin ditentang. Di samping itu, konsumen juga semakin jengkel terhadap surat sampah, e-mail, dan telepon. Bahkan kongres di Amerika Serikat (US, United States) telah mengeluarkan undang-undang yang menyediakan hak kepada individu untuk mendaftarkan rumah mereka sebagai rumah yang tidak boleh ditelepon, dan perusahaan yang melanggarnya diwajibkan membayar denda $11.000. Karenanya, perusahaan lebih baik berpaling ke permission marketing  atau ‘opt-inmarketing sesegera mungkin.
03.   Kesetiaan (loyality) terdengar sebagai ide yang bagus dan cukup efektif bagi perusahaan-perusahaan pelopor. Tetapi pesaing-pesaing mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali meluncurkan taktik frequent­-buyer sendiri. Dewasa ini, sebagian besar pelaku bisnis membawa visa, master card, dan American Express, dan mereka mendapatkan poin terlepas dari apakah mereka menumpang American Airlines, United Airlines, atau Delta Airlines.
04.   Betapa pun murahnya, sebuah perusahaan bisa memproduksi produk secara domestik, produk tersebut tidak bisa menjadi produk termurah sepanjang Cina terlibat. Cina bisa memproduksi segala macam produk dengan harga sangat murah dan mulai membuatnya berkualitas. Cina memiliki kemampuan untuk menjadi Jepang kedua, kualitas lebih baik dengan harga lebih murah. Ini merupakan suatu pukulan bagi negara-negara Amerika Latin dan Eropa Timur. Akibatnya, pabrik-pabrik mobil dan pabrik-pabrik lainnya yang berlokasi di area Mequiladera di Meksiko telah pindah ke Cina. Secara alamiah produsen-produsen Amerika Serikat (US, United States) juga akan membeli bahan baku dari pemasok-pemasok lebih murah dan memindahkan produk domestik ke area-area lebih murah sehingga tingkat pengangguran di Amerika Serikat (US, United States) akan naik. Peningkatan pengangguran ini selanjutnya akan menurunkan daya beli dan penjualan, dan lahirlah lingkaran setan.
05.   Biaya pemasaran massal mengikat meski pun efektivitasnya menurun. Seiring dengan semakin dikitnya orang melihat iklan TV baik dengan mengabaikannya atau dengan mengganti saluran pada saat iklan muncul jaringan-jaringan TV menaikkan harga iklan mereka. Ini akan memaksa pemasar untuk mencari media yang lebih efektif.
06.   Differensiasi telah menjadi teriakan perang pelaku pemasaran, “differensiasi, differensiasi, differensiasi”. Profesor Theodore Levilt berkata beberapa tahun yang lalu bahwa Anda dapat mendefferiansiasikan apa saja, termasuk garam dan semen. Tetapi differensiasi mengandung 2 (dua) masalah. Banyak differensiasi tidak berpengaruh bagi konsumen…………….. karena tidak orisinil atau mengikat. Yang lebih buruk, pesaing akan dengan cepat memicu differensiasi yang efektif, sehingga siklus kesuksesan yang dinikmati pelopor diferensiasi semakin pendek, bahkan kadang-kadang tidak mampu menutupi investasi awal mereka.
07.   Konsumen semakin pintar dan canggih dalam perilaku pembelian mereka. Sebagai contoh, Mr. Jones, yang ingin membeli sebuah camera digital Nikon Coolpix  4300, dapat mengunjungi dan mendapatkan lebih dari 25 pedagang online yang menawarkan camera ini beserta harganya. Variasi harganya menggemparkan, mulai dari $339 sampai $449. Konsumen telah terlatih untuk menjadi lebih sadar harga. Tujuan utama dari pembelian online adalah untuk mendapatkan harga yang paling murah, bukan keandalan atau perbedaan pelayanan. Dalam kasus lain, konsumen masa kini masuk masuk ke dalam dealer mobil dipersenjatai dengan informasi tentang berapa harga mobil yang sesungguhnya. Sebagian besar konsumen bahkan masuk ke Priceline.com dan menuliskan harga yang mau mereka bayarkan untuk mobil semacam itu sambil berharap sebuah dealer  menerimanya.
08.   Perusahaan terus memotong bahan pemasaran -penggerak penjualan- selama priode resesi. Karena perusahaan tidak mendapatkan data pasti tentang hakikat tingkat pengembalian dari pengeluaran pemasaran, bisakah Anda menyalahkan mereka.
Sinyalnya masih banyak lagi tetapi Anda tentu sudah memahami intinya, pemasar akan menghadapi tantangan yang semakin sulit dalam mencoba mempertahankan marjin laba dan meraih target laba perusahaan. Yang lebih buruk, banyak perusahaan tidak terorganisir secara baik dari sudut pandang pemasaran. Ditambah pemasaran yang tidak efisien dan efektif, semua tantangan tidak bisa dipastikan akan menghadirkan bencana.
YMR (Yayasan Mandailing Raya) perlu mempertimbangkan 2 (dua) hal, pertama, sinyal-sinyal apa yang mengindikasikan bahwa mereka tengah melakukan sosialisasi tertentu. Kedua, solusi-solusi terbaik apa yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
Saya mengelola YMR (Yayasan Mandailing Raya), saya akan duduk bersama kolega-kolega saya dan mengkaji kesepuluh dosa tadi. Kita akan mencari solusi terbaik untuk masing-masing kasus. Saya akan menunjuk seorang eksekutif senior untuk memperbaharui kinerja  YMR (Yayasan Mandailing Raya) dalam hubungannya dengan dosa-dosa tadi. Sebagian kecacatan akan meminta investasi berkelanjutan sepanjang suatu periode yang panjang, tetapi jika kecacatan tersebut menghambat kesuksesan perusahaan di pasar, saya akan mendukungnya.
Keyakinan fundamental saya adalah bahwa fungsional sosialisasi YMR (Yayasan Mandailing Raya) tidak boleh difokuskan pada penjualan tetapi pada penciptaan jasa konstruksi bangunan dan konsultan energi yang memerlukan upaya sosialisasi. Orang-orang pemasaran memerlukan keahlian pengidentifikasian peluang (yaitu, kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi atau solusi-solusi yang akan membuat kehidupan manusia lebih baik), dan keahlian-keahlian pembuatan dan implementasi rencana agar sukses di lapangan. Saya menginginkan sosialiasi menghidupkan kembali peran sejatinya, yaitu menggerakkan strategi sosialisasi.
10 (sepuluh) dosa sosialisasi YMR (Yayasan Mandailing Raya) yang mematikan,
01.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) tidak terfokus kepada khalayak masyarakat dan tidak digerakkan oleh pengurus pada tingkat yang memadai.
02.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) tidak sepenuhnya memahami khalayak masyarakat.
03.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) perlu mengidentifkasi dan memonitor kebutuhan-kebutuhan khalayak masyarakat.
04.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) tidak mengelola hubungannya dengan para stake holder secara benar.
05.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) kurang lihai menemukan inovasi baru.
06.   Rencana sosialisasi dan proses perencanaan sosialisasi YMR (Yayasan Mandailing Raya) buruk.
07.   Kebijakan-kebijakan pendidikan dan penelitian YMR (Yayasan Mandailing Raya) memerlukan realisasi.
08.   Keahlian-keahlian YMR (Yayasan Mandailing Raya) research-building dan komunikasi YMR (Yayasan Mandailing Raya) lemah.
09.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) tidak terorganisir cukup baik untuk menjalankan pemasaran secara efisien dan efektif.
10.   YMR (Yayasan Mandailing Raya) tidak mengoptimalkan pemanfaatan teknologi.
Teori sosialisasi tidak cukup solid tetapi pada prakteknya masih mengandung banyak kecacatan. Saya telah membahas 10 (sepuluh) dosa, kekurangan, atau kelemahan atau apa pun sebutan Anda mematikan dari praktek sosialisasi. Saya juga telah membahas sinyal-sinyal utama dari masing-masing dosa dan menyajikan solusi-solusinya. Pengaplikasian solusi-solusi tersebut akan mengubah kesepuluh dosa tadi menjadi 10 (sepuluh) amalan untuk meraih produktivitas dan kemampulabaan sosialisasi yang tinggi yang diharapkan sebagai metoda CEO YMR (Chief Executive Officer Yayasan Mandailing Raya).
 
Daftar Pustaka :
Kotler, Philip, (2004), “Ten Deadly Marketing Sins”, John Wiley and Sons, Inc., Hoboken, New Jersey, USA.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar