Arahan
dari
Pendiri
UANM
(Universitas Agussalim Nasution Mandailing)
Agussalim, S.T. bin Abdur Rahim Nasution
Kisi-Kisi Materi KUANMET (Kuliah Universitas
Agussalim Nasution Mandailing Electronic
Teleconfence)
untuk
ke-GUBERNUR-an SUMATERA UTARA dari UANM (Universitas Agussalim Nasution
Mandailing) dengan Misi Abadi untuk Perdamaian Abadi Dunia
30 April 3000, Rabu, untuk
ke-GUBERNUR-an SUMATERA UTARA dari Penjadwalan Linimasa UANM KS MET
(Universitas Agussalim Nasution Mandailing Kuliah Sepanjang Masa Electronic
Teleconference) Tahun 3000 (tahun tiga ribu) Masehi ke Saat Ini (Now)
Tahun 2025, 975 (sembilan ratus tujuh
puluh lima) tahun, secara Arus Mudik, dari Kota Medan Reinkarnasi Ilmu Asia ke
Wajah Dunia Internasional Global Bumi, mewarisi Peradaban dengan Amal Jariyah
(Ilmu yang Bermanfaat) sebagai Tanggung Jawab Moral Kita untuk Generasi ke
Generasi Mendatang untuk Perdamaian Abadi Dunia khususnya untuk rakyat Provinsi
Sumatera Utara
April 30th,
3000, Wednesday,
for the GOVERNOR of NORTH SUMATERA from the Timeline Scheduling of Agussalim
Nasution Mandailing University Lecture Throughout Time Electronic
Teleconference Year 3000 (three thousands) AD to the Present (Now) Year 2025, 975
(nine hundreds and seventy five) years, through the Homecoming Flow, from the
City of Medan Reincarnation of Asian Knowledge to the Face of the Global
International World of the Earth, inheriting Civilization with Amal Jariyah
(Beneficial Knowledge) as Our Moral Responsibility for Future Generations for
Eternal World Peace especially for the people of North Sumatra Province
Universitas Agussalim Nasution
Mandailing (UANM)
Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Jurusan Teknik Pertambangan
Materi Kuliah
Rabu, 30 April Tahun 3000 Masehi
Agussalim Nasution Mandailing
University (ANMU)
The Faculty of Earth Sciences and
Technology
The Mining Engineering Department
Lecture Material
Wednesday, April 30th,
3000 AD
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1827 K/30/MEM/2018
TENTANG
PEDOMAN KAIDAH PERTAMBANGAN YANG BAIK
DECREE OF THE
MINISTER OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
NUMBER 1827
K/30/MEM/2018
CONCERNING
GUIDELINES FOR
GOOD MINING PRACTICES
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BY THE GRACE OF
GOD ALMIGHTY
MINISTER OF
ENERGY AND MINERAL RESOURCES
LAMPIRAN
II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR : 1827 K/30/MEM/2018
TANGGAL : 7 Mei 2018
APPENDIX II DECREE OF THE MINISTER OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES
REPUBLIC OF INDONESIA
NUMBER: 1827 K/30/MEM/2018
DATE: May 7th, 2018
PEDOMAN PENGELOLAAN TEKNIS PERTAMBANGAN
GUIDELINES FOR
MINING TECHNICAL MANAGEMENT
E.
KEGIATAN
E. ACTIVITIES
6.
PENAMBANGAN
6. MINING
d. Tambang Bawah Air (halaman 113)
d.
Underwater Mining (page 113)
1) Ketentuan Umum
a) penambangan dengan metode tambang bawah air
menggunakan Kapal Keruk.
b) dalam melaksanakan penambangan bawah air membuat rencana
penambangan dan rencana kerja teknis penambangan paling kurang memuat:
(1) metode dan tata cara penambangan;
(2) penambangan meliputi sekuen, lokasi, luas,
kedalaman penggalian, blok, dan tata waktu;
(3) pengelolaan waste
meliputi lokasi, luas, kapasitas penimbunan waste,
dan tata waktu;
(4) metode penggalian batuan penutup dan volume batuan
penutup yang dibongkar dan dipindahkan;
(5) rencana produksi meliputi tonase dan/atau volume,
kualitas atau kadar, cut off grade, mining recovery dan sisa umur tambang;
(6) sistem pengelolaan air kerja dan akses/lintasan
kerja;
(7) jenis, jumlah dan kapasitas peralatan;
c) Penambangan dilengkapi dengan peta dan tabel yang
berisi paling kurang:
(1) kemajuan dan arah penambangan; dan
(2) lokasi, luas, dan kedalaman blok.
1) General
Provisions
a) Mining
using underwater mining methods using a dredger.
b) When
carrying out underwater mining, a mining plan and technical mining work plan
must contain at least:
(1) mining
methods and procedures;
(2) mining, including
sequence, location, area, depth of excavation, blocks, and timeline;
(3) waste
management, including location, area, waste storage capacity, and timeline;
(4)
overburden excavation method and volume of overburden removed and removed;
(5) production
plan, including tonnage and/or volume, quality or grade, cut-off grade, mining
recovery, and remaining mine life;
(6) working
water management system and access/work routes;
(7) type,
quantity, and capacity of equipment;
c) Mining is
accompanied by maps and tables containing at least:
(1) mining
progress and direction; and
(2) location,
area, and depth of blocks.
2) Pelaksanaan
a) Kapal Keruk yang dioperasikan di pertambangan
memiliki spesifikasi teknis dan memenuhi kriteria unjuk kerja peralatan yang
meliputi physical availability (PA), mechanical availability (MA), utilization of availability (UA), effective utilization (EU), dan
produktivitas;
b) dalam merencanakan lokasi penambangan kapal keruk
yang beroperasi di laut mempertimbangkan kondisi cuaca sepanjang tahun,
morfologi dasar laut, jalur lalu lintas kapal, dan bentuk endapan;
c) penempatan lokasi operasional sesuai dengan
koordinat yang telah direncanakan dan telah ditetapkan oleh bagian survei;
d) koordinat yang telah ditetapkan diukur dengan
menggunakan peralatan global navigation
satellite system (gnss);
e) posisi operasional kapal keruk dapat dipantau
secara real time dan dipastikan tidak
keluar dari WIUP;
f) dalam hal kapal keruk dioperasikan pada fasilitas
pengendapan maka ketentuan pada huruf b, huruf c, dan huruf d dapat
dikecualikan;
g) Kepala Teknik Tambang menetapkan tata cara baku
penambangan bawah air dengan Kapal Keruk termasuk pemeliharaan dan perawatan;
h) Kapal Isap dan Ponton Isap Produksi
(1) dalam hal pengoperasian kapal keruk dengan metode
kapal isap dan ponton isap produksi mempertimbangkan jarak aman operasi antar
kapal paling kurang sejauh jangkauan operasi;
(2) dalam hal pengoperasian kapal keruk dengan metode
ponton isap produksi paling kurang memenuhi persyaratan teknis, persyaratan
operasional, rancang bangun dan tata cara operasional;
2) Implementation
a) Dredgers operated in mining must have technical
specifications and meet equipment performance criteria, including physical
availability (PA), mechanical availability (MA), utilization of availability
(UA), effective utilization (EU), and productivity;
b) When planning mining locations, dredgers
operating at sea must consider year-round weather conditions, seabed
morphology, ship traffic routes, and sediment formation;
c) Operational locations must be positioned
according to coordinates planned and determined by the survey department;
d) The established coordinates must be measured
using global navigation satellite system (GNSS) equipment;
e) The dredger's operational position can be
monitored in real time and must be ensured to remain within the Mining Business
Permit Area (WIUP);
f) If the dredger is operated at a sedimentation
facility, the provisions in letters b, c, and d may be waived;
g) The Head of Mining Engineering determines
standard procedures for underwater mining with dredgers, including maintenance
and care;
h) Dredgers and Production Suction Pontoons
(1) When operating dredgers using the dredger and
production suction pontoon method, consider the safe operating distance between
vessels, at least as far as the operating range;
(2) When operating dredgers using the production
suction pontoon method, at least meet the technical requirements, operational
requirements, design and operational procedures;
Agussalim, S.T. bin Abdur Rahim Nasution
Pendiri
UANM
(Universitas Agussalim Nasution Mandailing)
The
Founder
of
ANMU
(Agussalim
Nasution Mandailing University)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar