ROBURAN LOMBANG, PANYABUNGAN SELATAN, MANDAILING NATAL, SUMATERA UTARA - INDONESIA
MENUJU BERDIRINYA UM (UNIVERSITAS MANDAILING)
TOWARDS THE ESTABLISHMENT OF MU (MANDAILING UNIVERSITY)
KUM S3 MET (KULIAH UMUM SABTU SORE SEPANJANG MASA ELECTRONIC TELECONFERENCE)
TOWARDS THE ESTABLISHMENT OF MU (MANDAILING UNIVERSITY)
KUM S3 MET (KULIAH UMUM SABTU SORE SEPANJANG MASA ELECTRONIC TELECONFERENCE)
MPP(G) YMR, MAJELIS PIMPINAN PUSAT (GLOBAL) YAYASAN MANDAILING RAYA
LO BAFOR UM & MTs SHJ
(LEMBAGA OTONOM BADAN FORMATUR UNIVERSITAS MANDAILING
& MADRASAH TSANAWIYAH SRI HARAPAN JAYA)
SABTU, 18 NOPEMBER 2017
LO BAFOR UM & MTs SHJ
(LEMBAGA OTONOM BADAN FORMATUR UNIVERSITAS MANDAILING
& MADRASAH TSANAWIYAH SRI HARAPAN JAYA)
SABTU, 18 NOPEMBER 2017
KPG (KANTOR PUSAT GLOBAL) MPP(G) YMR
MAJELIS PIMPINAN PUSAT (GLOBAL) YAYASAN MANDAILING RAYA
MAJELIS PIMPINAN PUSAT (GLOBAL) YAYASAN MANDAILING RAYA
THE AFTERNOON SATURDAY PUBLIC LECTURE OF ALL TIME WITH ELECTRONIC TELECONFERENCE
OF THE CENTRAL (GLOBAL) LEADERSHIP ASSEMBLY
OF THE GREAT MANDAILING FOUNDATION
THE AUTONOMOUS INSTITUTION OF THE FORMATTOR BODY OF
MU (MANDAILING UNIVERSITY) & ISLAMIC YUNIOR HIGH SCHOOL OF SHJ (SRI HARAPAN JAYA)
SATURDAY, NOVEMBER 18th, 2017
AT THE GLOBAL CENTRAL OFFICE OF
AT THE GLOBAL CENTRAL OFFICE OF
THE CENTRAL (GLOBAL) LEADERSHIP ASSEMBLY
OF THE GREAT MANDAILING FOUNDATION
BANGGUA, DESA ROBURAN LOMBANG, PANYABUNGAN SELATAN, MANDAILING NATAL,
SUMATERA UTARA - INDONESIA
DOSEN (LECTURER),
ABDUL KARIM LUBIS,
KEPALA LO SP4 (LEMBAGA OTONOM STUDI PERTANIAN, PERKEBUNAN, PERIKANAN, DAN
PETERNAKAN),
HEAD OF THE AUTONOMOUS INSTITUTION OF THE
STUDY FOR AGRICULTURE, PLANTATION, FISHERY, AND LIVESTOCK.
MKU (MATA KULIAH UMUM) :
PUBLIC LECTURE POINT :
LINGKUNGAN PERKEMBANGAN ANAK DI DESA DAN PENGARUH MEDIA INFORMASI
THE ENVIRONMENT OF CHILDREN DEVELOPMENT IN VILLAGES AND INFLUENCE OF INFORMATION MEDIA
MUATAN – MUATAN (CONTENTS) :
Masyarakat tempat anak – anak
hidup dan bergaul merupakan lingkungan perkembangan yang berperan dan
berpengaruh dalam pembentukan perkembangan kepribadian dan perilaku anak.
Sebagai misal, lingkungan masyarakat pesantren dimana nilai – nilai agama
dijunjung tinggi merupakan lahan yang subur bagi keluarga dan anak membina
kehidupan berperilaku agama. Lingkungan masyarakat akademik dapat menumbuhkan
minat akademik anak, lingkungan masyarakat bisnis menimbulkan minat bisnis
anak. Jadi pengalaman interaksional pada masyarakat desa akan memberi
kontribusi dalam pembentukan perilaku si anak.
The society in which children live and mingle is a developmental
environment that plays a role in influencing the development of the child's
personality and behavior. For example, the pesantren community environment
where religious values are upheld is a fertile ground for families and children
fostering religious life. The academic community's environment can foster
children's academic interest, the business community environment raises the
child's business interests. So the interactional experience in the village
community will contribute to the formation of the child's behavior.
Selanjutnya perlu dipahami
berbeda dengan kasus keluarga dan sekolah, di lingkungan masyarakat desa susah
menentukan siapa yang bertanggung jawab.
Furthermore, it should be understood differently from the case of family
and school, in the village community it is difficult to determine who is
responsible.
Kalau di lingkungan masyarakat
desa ada tokoh masyarakat, tokoh agama, penguasa, namun posisi mereka berbeda dengan
orang tua di rumah dan guru sekolah. Karena itu pada akhirnya tanggung jawab
itu akan kembali kembali kepada masing – masing keluarga, masyarakat adalah
gabungan dari keluarga – keluarga dan individu – individu yang hidup di sana.
Baik tidaknya masyarakat tergantung kepada keluarga yang membangun masyarakat
yang bersangkutan. Sehubungan dengan kehidupan di masyarakat ini, ada 2 (dua)
hal khusus yang perlu kita perhatikan, kita sebagai orang tua yaitu,
1.
Pengaruh dengan teman sebaya si anak (anak tetangga).
2.
Menjaga anak dari pengaruh negatif media informasi.
In village
communities there are community leaders, religious leaders, rulers, but their
position differs from parents at home and school teachers. Therefore ultimately
that responsibility will return back to each family, the community is a
combination of the families and individuals who live there. Whether or not the
community depends on the family that builds the community in question. In
connection with life in this society, there are 2 (two) special things we need
to consider, we as parents,
1. Influence with
peers of the child (neighbor child).
2. Keeping children
from the negative influence of information media.
(1)
Pada usia anak sekolah dasar, semakin berminat terhadap teman sebayanya
sehingga mengurangi kesempatan berinteraksi dengan orang tua. Mereka membangun
suatu komunitas sendiri berbeda dengan komunitas orang tua. Mereka memiliki
harapan – harapan, kultur, dan kepentingan sendiri berbeda dengan yang dimiliki
orang tua.
Maka untuk menghadapi
gejala di atas ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, kita sebagai orang
tua,
-
Kita sebagai orang tua harus menyadari bahwa si anak mengalami perkembangan
dan jangan menganggap anaknya sebagai bayi terus, perkembangan yang dialami si
anak melahirkan berbagai perubahan.
-
Kita sebagai orang tua perlu menggalang kerja sama di antara orang tua anak
yang bertetangga.
Saling memberikan
informasi dan memperhatikan anak, kalau kondisi seperti ini terjadi para orang
tua yang bertetangga bisa saling memperhatikan perilaku anak – anak mereka.
(1) At the age of
elementary school children, the more interested in peers so as to reduce the
opportunity to interact with parents. They build a community of their own
different from the parent community. They have different hopes, cultures, and
interests that are different from those of parents.
So to
face the above symptoms there are some things we need to consider, we as
parents,
- We as parents
should be aware that the child is progressing and do not consider his child as
a baby continues, the development experienced by the child gave birth to
various changes.
- We as parents need to raise cooperation among
parents of neighboring children.
Give
each other information and attention to the child, if conditions like this
happen the parents of neighbors can pay attention to each other's behavior of
their children.
(2)
Menjaga anak dari pengaruh negatif media informasi.
Kecenderungan lain
pada saat ini yang cukup mengkhawatirkan orang tua adalah pengaruh dari apa
yang ditonton. Menghadapi kegiatan seperti ini rasanya tidak mungkin orang tua
mengasingkan anak dari dunia TV (Televisi). Karena itu ada baiknya saran –
saran dari Doroty dan Linger (Stantrock dan Yussen, 1992) dipertimbangkan
sebagai masukan dalam membimbing anak menonton TV.
-
Mengembangkan kebiasaan menonton yang baik sejak awal kehidupan anak.
-
Doronglah anak untuk menonton program
- program khusus secara terencana bukan sembarangan program, aktiflah bersama anak saaat
menonton program tersebut.
-
Carilah program – program yang menonjolkan peran anak
dalam kelompok usianya.
-
Meonton TV hendaknya tidak digunakan sebagai pengganti kegiatan yang lain.
-
Melakukan pembicaraan dengan si anak tentang tema – tema TV yang sensitif.
Kita sebagai orang
tua memberi ksempatan mengajukan pertanyaan tentang program yang ditonton.
-
kita, orang tua senantiasa mengatur keseimbangan antara fasilitas belajar
dengan meonton TV.
-
Kita, para orang tua mengatur dalam mengembangkan jadwal yang seimbang,
pendidikan, olahraga, komedi, seni, fantasi, musik, dan sebagainya.
-
Kita, sebagai orang tua menunjukkan contoh – contoh positif dari perbedaan
etnik dan budaya dapat menciptakan suatu masyarakat desa yang baik.
-
Kita, sebagai orang tua menunjukkan contoh – contoh positif yang kompeten,
baik di rumah maupun dalam profesi.
(2) Maintain the child from the
negative influence of information media.
Another trend at this time that is quite
worried about the parents is the influence of what is watched. Faced with
activities like this it seems impossible parents alienate children from the
world of TV (Television). Therefore, it is good advice from Doroty and Linger
(Stantrock and Yussen, 1992) considered as input in guiding children watching
TV.
- Develop good
viewing habits early in the child's life.
- Encourage
children to watch special programs in a planned and non-programmatic way,
activate with children while watching the program.
- Look for programs
that highlight the role of the child in his or her age group.
- Watch TV should
not be used as a substitute for other activities.
- Have a
conversation with the child about sensitive TV themes.
We as parents give the opportunity to ask
questions about the program being watched.
- we, parents
always set the balance between learning facilities and watching TV.
- We, the parents
organize in developing a balanced schedule, education, sports, comedy, art,
fantasy, music, and so on.
- We, as parents
show positive examples of ethnic and cultural differences can create a good
village community.
- We, as parents
show examples of competent positives, both at home and in the profession.
SUMBER
(SOURCE) / DAFTAR PUSTAKA (BIBLIOGRAPHY) :
1.
_______ (2001), ”Perkembangan dan Belajar Peserta Didik”, Fakultas Ilmu
Pendidikan, UNIMED (Universitas Negeri Medan) – Indonesia.
1. _______ (2001), "Development and Learning of
Learners", The Faculty of Education, Medan State University – Indonesia.
2.
GOOGLE
TRANSLATE.
diketik kembali dan diterjemahkan
oleh (wrote back and translated by) Agussalim, ST bin Abdur Rahim
Nasution
MAHASISWA (COLLEGE STUDENTS),
1. AGUSSALIM, ST BIN ABDUR RAHIM
NASUTION, KETUM (KETUA UMUM) MPP(G) YMR, MAJELIS PIMPINAN PUSAT (GLOBAL)
YAYASAN MANDAILING RAYA, THE GENERAL
CHAIRMAN OF THE CENTRAL (GLOBAL) LEADERSHIP ASSEMBLY OF THE GREAT MANDAILING
FOUNDATION.
2. ASMAR NASUTION, KETHAR (KETUA
HARIAN) MPP(G) YMR, MAJELIS
PIMPINAN PUSAT (GLOBAL) YAYASAN MANDAILING RAYA, THE DAILY CHAIRMAN OF THE CENTRAL
(GLOBAL) LEADERSHIP ASSEMBLY OF THE GREAT MANDAILING FOUNDATION.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar