Selasa, 30 Mei 2017

KUM S3 M, 27 MEI 2017

ROBURAN LOMBANG, PANYABUNGAN SELATAN, MANDAILING NATAL, SUMATERA UTARA - INDONESIA

MENUJU BERDIRINYA UM (UNIVERSITAS MANDAILING)
TOWARDS THE ESTABLISHMENT OF MU (MANDAILING UNIVERSITY)

KUM S3 M (KULIAH UMUM SABTU SORE SEPANJANG MASA)
MPP(G) YMR, MAJELIS PIMPINAN PUSAT (GLOBAL) YAYASAN MANDAILING RAYA
LO BAFOR UM & MTs SHJ 
(LEMBAGA OTONOM BADAN FORMATUR UNIVERSITAS MANDAILING 
& MADRASAH TSANAWIYAH SRI HARAPAN JAYA) 
SABTU, 27 MEI 2017
 KPG (KANTOR PUSAT GLOBAL) MPP(G) YMR
MAJELIS PIMPINAN PUSAT (GLOBAL) YAYASAN MANDAILING RAYA
THE AFTERNOON SATURDAY PUBLIC LECTURE OF ALL TIME
OF THE CENTRAL (GLOBAL) LEADERSHIP ASSEMBLY 
OF THE GREAT MANDAILING FOUNDATION
THE AUTONOMOUS INSTITUTION OF THE FORMATTOR BODY OF 
MU (MANDAILING UNIVERSITY) & ISLAMIC YUNIOR HIGH SCHOOL OF SHJ (SRI HARAPAN JAYA)
SATURDAY, MAY 27th, 2017 AD
AT THE GLOBAL CENTRAL  OFFICE OF 
THE CENTRAL (GLOBAL) LEADERSHIP ASSEMBLY 
OF THE GREAT MANDAILING FOUNDATION
BANGGUA, DESA ROBURAN LOMBANG, PANYABUNGAN SELATAN, MANDAILING NATAL,
SUMATERA UTARA - INDONESIA
 
























 
 
DOSEN (LECTURER),
ABDUL KARIM LUBIS,
KEPALA LO SP4 (LEMBAGA OTONOM STUDI PERTANIAN, PERKEBUNAN, PERIKANAN, DAN PETERNAKAN), 
HEAD OF THE AUTONOMOUS INSTITUTION OF THE STUDY FOR AGRICULTURE, PLANTATION, FISHERY, AND LIVE STOCK.  
MKU (MATA KULIAH UMUM) :
GENERAL LECTURE POINT :
SUMBER DAYA PERTANIAN DI DESA MANDAILING NATAL
AGRICULTURE  RESOURCE IN VILLAGE MANDAILING NATAL
MUATAN – MUATAN (CONTENTS) : 
1.    Bentuk Pertanian.
a.    Ladang.
b.    Sawah.
2.    Sawah di Desa Mandailing Natal.
a.    Sawah tadah hujan.
     b.    Sawah irigasi.
1. Agricultural Forms.
a.    Field.
b.    Rice fields.
2. Rice Field in Village of Mandailing Natal.
a.    Rainfed rice fields.
b.    Irrigated rice fields.
Pertanian tanaman pangan di desa Mandailing Natal.
Agriculture of food crops in the village of Mandailing Natal.
Pertanian pangan di Desa Mandailing Natal umumnya terdiri dari,
1.    Padi
2.    Jagung.
3.    Ubi kayu.
4.    Sagu.
Food agriculture in village of Mandailing Natal generally consists of,
1. Rice
2. Corn.
3. Cassava.
4. Sago.
Tanaman pangan di desa Mandailing Natal umumnya terdiri dari padi, tanaman padi sudah dikenal masyarakat Mandailing Natal mulai sejak zaman dahulu kala. Di negara kita Indonesia tanaman padi berasal dari Bangladesh di Asia Selatan. Padi yang digiling menjadi beras merupakan makanan pokok yang utama bagi penduduk Indonesia. Oleh karena itu, penanamannya pun tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya di Kabupaten Mandailing Natal.
Food crops in the village of Mandailing Natal generally consist of rice, rice plants have been known to the community of Mandailing Natal since ancient times. In our country Indonesia rice plant originated from Bangladesh in South Asia. Rice grinded into rice is the main staple food for Indonesians. Therefore, the planting is spread throughout Indonesia, one of them in Mandailing Natal.
Oleh karena itu di desa Mandailing Natal, guna dalam pemenuhan kebutuhan akan pangan, khususnya beras, maka Pemerintah Indonesia, mulai dari Pemerintah pusat, kota, maupun daerah, begitu juga dengan masyarakat desa melakukan berbagai usaha, antara lain perluasan areal persawahan (ekstensifikasi), pembangunan irigasi, dan intensifikasi melalui panca usaha tani, ada pun panca usaha tani sebagai berikut,
1.    Pemupukan tanaman pertanian.
2.    Penggunaan bibit unggul.
3.    Pengairan yang teratur.
4.    Pemberantasan hama.
5.    Pengolahan tanah yang lebih baik.
Therefore, in village of Mandailing Natal, in order to fulfill the need for food, especially rice, the Government of Indonesia, starting from the central government, city, and region, as well as villagers do various efforts, such as expansion of rice fields (extensification), evelopment of irrigation, and intensification through panca farming, there is also panca farming as follows,
1. Fertilization of agricultural crops.
2. Use of superior seeds.
3. Regular watering.
4. Pest eradication.
5. Better soil treatment.
Beberapa kendala yang dihadapi petani dalam usaha meningkatkan produksi padi,
1.    Musim kemarau yang panjang.
2.    Rusaknya bendungan (kekurangan persediaan air untuk irigasi).
3.    Banyaknya tanaman yang rusak (mati).
4.    Hama tanaman yang semakin meluas, sehingga menurunkan produksi pertanian dan menaikkan biaya pemeliharaan.
5.    Kurangnya pengadaan penyuluhan.
6.    Sulitnya dalam mendapatkan pupuk.
7.    Masih kurangnya ilmu pengetahuan.
Some obstacles faced by farmers in an effort to increase rice production,
1. A long dry season.
2. Dam damage (lack of water supply for irrigation).
3. Number of plants damaged (dead).
4. Plant pests are increasingly widespread, thus reducing agricultural production and increase maintenance costs.
5. Lack of procurement of counceling.
6. Difficult in getting fertilizer.
7. Still lack of knowledge.
Sawah irigasi di desa Mandailing Natal.
Irrigated rice fields in village of Mandailing Natal.
Sawah irigasi merupakan sistem pertanian dengan pengairan secara teratur. Pengairan sawah irigasi di desa Mandailing Natal tidak tergantung pada curah hujan. Tetapi airnya diambil dari sungai, oleh karena permukaan air sungai biasanya lebih rendah dari sawah, maka untuk menaikkan air sungai biasanya dibuatlah bendungan – bendaungan (dams) dengan cara demikian, air sungai dapat dialirkan ke sawah – sawah sekitarnya melalui saluran – saluran yang dibuat, dengan demikian, maka penanaman padi di desa Mandailing Natal dapat dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun.
Irrigated rice fields are irrigated agricultural systems on a regular basis. Irrigation field irrigation in village of Mandailing Natal is not dependent on rainfall. But the water is taken from the river, because the surface of river water is usually lower than the rice field, so to raise the river water is usually made dams  in this way, the river water can be channeled into the surrounding fields through the channels made, thus, the rice planting in village of Mandailing Natal can be done 2 (two) times a year.
Sistem pertanian sawah irigasi di desa Mandailing Natal tergolong pertanian intensif, maksudnya lahan pertanian diolah dengan cara yang baik dan dengan menggunakan teknologi yang sudah maju. Dengan sistem pertanian ini, hasil produksi sawah irigasi di desa Mandailing Natal dapat meningkat.
The irrigated rice farming system in village of Mandailing Natal is categorized as intensive farming, meaning that agricultural land is processed in a good way and using advanced technology. With this farming system, the production of irrigated rice fields in village of Mandailing Natal increase.
Oleh karena jumlah penduduk di setiap desa di desa Mandailing Natal selalu bertambah. Dan juga kebudayaan bertani mulai dari zaman dulu sampai sekarang telah menjadi salah satu budaya dan merupaka salah satu pokok usaha masyarakat desa di desa – desa Mandailing Natal untuk memenuhi kebutuhan hidup yaitu kebutuhan akan pangan. Dengan sistem pertanian sawah irigasi di desa Mandailing Natal, perlu kita pikirkan bersama baik dari kalangan Pemerintah  Kabupaten Mandailing Natal, begitu juga Pemerintah kota, maupun Pemerintah pusat, dan umumnya seluruh masyarakat desa di setiap desa di Mandailing Natal, supaya produksi padi di desa Mandailing Natal dapat meningkat, yaitu peningkatan produksi (hasil) di desa Mandailing Natal, di setiap desa, di desa – desa yang ada di Kabupaten Mandailing Natal harus segera dilakukan dengan menambah luas lahan pertanian, masyarakat desa di setiap desa – desa yang ada di Mandailing Natal, atau boleh jadi dikatakan Mandailing Natal pada masa yang ada sekarang dan masa yang akan datang sangat membutuhkan perluasan perluasan sawah irigasi yang disebut juga de ngan pertanian ekstensif.
Because the population in each village in the village of Mandailing Natal always increases. And also farming culture from ancient times until now has become one of the culture and one of the principal efforts of villagers in villages of Mandailing Natal to meet the needs of life that is the need for food. With the irrigated rice farming system in village of Mandailing Natal, we need to think together well from the Government of Kabupaten Mandailing Natal, as well as the municipal government, as well as the central government, and generally all villagers in every village in Mandailing Natal, so that the rice production in village of Mandailing Natal can be increased, ie the increase of production (yield) in the village of Mandailing Natal, in every village, in the villages in Kabupaten Mandailing Natal should be done immediately by increasing the area of ​​agricultural land, villagers in every village in Mandailing Natal, or it may be said that Mandailing Natal in the present and future period is in dire need of expanding the extension of irrigated rice fields also called extensive agriculture.
 
SUMBER (SOURCE) :
1.    Sumber Daya Alam Pertanian, IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial), Geografi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), Jilid II, halaman 46 s.d. 48.
The Agriculture Resource, The Social Science, Geoghraphy of The Yunior High School), Volume IInd,  page 46 to 48.
2.    GOOGLE TRANSLATE.
diketik kembali dan diterjemahkan oleh (wrote back and translated by) Agussalim, ST bin Abdur Rahim Nasution
 
MAHASISWA (COLLEGE STUDENTS),
1.    AGUSSALIM, ST BIN ABDUR RAHIM NASUTION, KETUM (KETUA UMUM) MPP(G) YMR, MAJELIS PIMPINAN PUSAT (GLOBAL) YAYASAN MANDAILING RAYA, GENERAL CHAIRMAN OF THE CENTRAL (GLOBAL) LEADERSHIP ASSEMBLY OF THE GREAT MANDAILING FOUNDATION.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar