PANDANGAN SAYA, ANALISIS DEMO DI MANDAILING NATAL DARI TAHUN 2008 S.D. 2013
MY VIEWS, STREET ACTION IN MANDAILING NATAL FROM YEAR 2008 UNTIL 2013
oleh (by) : Agussalim, ST bin Abdur Rahim Nasution (Mantan Demonstran / The Former of Demonstrator )
Sebagai pejabat mahasiswa pada saat itu (saat mahasiswa) saya tidak pernah melakukan penggiringan opini untuk menyudutkan pejabat pemerintah (PNS) secara subjektif, malahan saya improvisasi recovery secara santun dan beradab. Saya menghormati seluruh elemen yang ada di pejabat pemerintah (PNS) walau saya tidak pernah bercita-cita jadi PNS pada saat mahasiswa, realitas mengatakan lain, sekarang justru saya menjabat sebagai Kepala Seksi Pengawasan Pertambangan Umum di Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal.
As the officer of university student at that moment (when university student) never do sleigh the opinion cornering the goverment officer (The Civil State Employee) with subjective, morever I improve be recovery with mannered and civilized. I respectful all elements there are in the goverment officer although I am never have the desire idea be The Civil State Employee when I am the university student, the reality said other, now I am the officer as Head of Section of General Mining Supervision in The Regency Government of Mandailing Natal.
Apakah demo merubah wajah Nusantara, menurut saya tidak ada perubahan, yang ada adalah pergantian estafet kepemimpinan yang cendrung tidak berimbang antara ide saya saat mahasiswa dengan realitas yang saya kritik saat itu, sekarang Nusantara justru sangat lemah dan tidak memiliki karisma yang disegani oleh dunia luar. Nusantara telah babak belur oleh kenyataan yang tidak akomodatif antara ide dan realitas.
What is the demo changes the Nusantara's face, accorded me there is not the change, there is only the leadership relay turnover tendency without balance among my idea when I am the university student with the reality was criticized at that moment, now Nusantara tendency be weak and there is not the charisma are respected by overseas. Nusantara be battered by the reality without acomodative between the idea and reality.
Saya memahami kepemimpinan otoriter, kepemimpinan sekuler liberal, kepemimpinan sosialis, kepemimpinan religius, dan kepemimpinan abu-abu. Bersorak dengan nada vokal secara subjektif adalah interest berlebihan yang tidak ada manfaatnya, justru sistem pemerintahan banyak energi mengurusi kritik yang pada saat yang sama dibutuhkan analisis ril tentang sistem dan operasi jabaran urai detil di lapangan pekerja dengan extra energy yang tidak tahu darimana lagi di-suplay.
I understanding the authoritarian leadership, the liberal secular leadership, the socialist leadership, the religious leadership, and the gray leadership. Cheer with vocal tone in sobjective is excessive interest without adventage, precisely the government system has energy anymore to take care of the critique at when same moment is needed the real analysis about the system and the detail apart description operations in the worker field with extra energy without dont know from where supplied.
Apakah para pengkritik bisa menjadi pemimpin di masa depan, katakanlah tahun 2025 ?, saya ragu karena tidak konsekuen dengan apa yang dikritik. Wawasannya pun masih dikalahkan senior-nya, bagaimana bisa Nusantara bisa maju, wawasannya yunior tidak mumpuni dan ekspos saja. Saya menanyakan siapa yang membimbing yunior yang katanya di dunia idealis.
What is critic can be leader at next future, say it at year 2025 ?, I doubt because not consistent with what is criticized. Their insight is defeated by their seniors yet, how Nusantara can be progressive, junior's insight is not qualified and expose only. I ask who is lead those juniors are mentioned there are in the idealist field.
Analisis isi pada tubuh penggerak aksi pun tidak moralis dan pragmatis, instan, dan radikal bias. Mandailing Natal sangat lemah dalam membimbing yuniornya ke arah dunia riset, hanya dunia riset yang bisa membangun Mandailing Natal bukan dunia kritik yang subjektif. seberapa kuatkah otak para pengkritik akan membangun Mandailing Natal ?.
The content analysis in the body of action mover are not moralist and pragmatic, instant, refraction radical. Mandailing Natal is weak in leading its yunior to the research field direction, the research field can be building Mandailing Natal only not the subjective critique field, how strong the brain of critic will build Mandailing Natal ?.
MY VIEWS, STREET ACTION IN MANDAILING NATAL FROM YEAR 2008 UNTIL 2013
oleh (by) : Agussalim, ST bin Abdur Rahim Nasution (Mantan Demonstran / The Former of Demonstrator )
Sebagai pejabat mahasiswa pada saat itu (saat mahasiswa) saya tidak pernah melakukan penggiringan opini untuk menyudutkan pejabat pemerintah (PNS) secara subjektif, malahan saya improvisasi recovery secara santun dan beradab. Saya menghormati seluruh elemen yang ada di pejabat pemerintah (PNS) walau saya tidak pernah bercita-cita jadi PNS pada saat mahasiswa, realitas mengatakan lain, sekarang justru saya menjabat sebagai Kepala Seksi Pengawasan Pertambangan Umum di Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal.
As the officer of university student at that moment (when university student) never do sleigh the opinion cornering the goverment officer (The Civil State Employee) with subjective, morever I improve be recovery with mannered and civilized. I respectful all elements there are in the goverment officer although I am never have the desire idea be The Civil State Employee when I am the university student, the reality said other, now I am the officer as Head of Section of General Mining Supervision in The Regency Government of Mandailing Natal.
Apakah demo merubah wajah Nusantara, menurut saya tidak ada perubahan, yang ada adalah pergantian estafet kepemimpinan yang cendrung tidak berimbang antara ide saya saat mahasiswa dengan realitas yang saya kritik saat itu, sekarang Nusantara justru sangat lemah dan tidak memiliki karisma yang disegani oleh dunia luar. Nusantara telah babak belur oleh kenyataan yang tidak akomodatif antara ide dan realitas.
What is the demo changes the Nusantara's face, accorded me there is not the change, there is only the leadership relay turnover tendency without balance among my idea when I am the university student with the reality was criticized at that moment, now Nusantara tendency be weak and there is not the charisma are respected by overseas. Nusantara be battered by the reality without acomodative between the idea and reality.
Saya memahami kepemimpinan otoriter, kepemimpinan sekuler liberal, kepemimpinan sosialis, kepemimpinan religius, dan kepemimpinan abu-abu. Bersorak dengan nada vokal secara subjektif adalah interest berlebihan yang tidak ada manfaatnya, justru sistem pemerintahan banyak energi mengurusi kritik yang pada saat yang sama dibutuhkan analisis ril tentang sistem dan operasi jabaran urai detil di lapangan pekerja dengan extra energy yang tidak tahu darimana lagi di-suplay.
I understanding the authoritarian leadership, the liberal secular leadership, the socialist leadership, the religious leadership, and the gray leadership. Cheer with vocal tone in sobjective is excessive interest without adventage, precisely the government system has energy anymore to take care of the critique at when same moment is needed the real analysis about the system and the detail apart description operations in the worker field with extra energy without dont know from where supplied.
Apakah para pengkritik bisa menjadi pemimpin di masa depan, katakanlah tahun 2025 ?, saya ragu karena tidak konsekuen dengan apa yang dikritik. Wawasannya pun masih dikalahkan senior-nya, bagaimana bisa Nusantara bisa maju, wawasannya yunior tidak mumpuni dan ekspos saja. Saya menanyakan siapa yang membimbing yunior yang katanya di dunia idealis.
What is critic can be leader at next future, say it at year 2025 ?, I doubt because not consistent with what is criticized. Their insight is defeated by their seniors yet, how Nusantara can be progressive, junior's insight is not qualified and expose only. I ask who is lead those juniors are mentioned there are in the idealist field.
Analisis isi pada tubuh penggerak aksi pun tidak moralis dan pragmatis, instan, dan radikal bias. Mandailing Natal sangat lemah dalam membimbing yuniornya ke arah dunia riset, hanya dunia riset yang bisa membangun Mandailing Natal bukan dunia kritik yang subjektif. seberapa kuatkah otak para pengkritik akan membangun Mandailing Natal ?.
The content analysis in the body of action mover are not moralist and pragmatic, instant, refraction radical. Mandailing Natal is weak in leading its yunior to the research field direction, the research field can be building Mandailing Natal only not the subjective critique field, how strong the brain of critic will build Mandailing Natal ?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar